REPORTIKANEWS.COM, SUKABUMI-Sejumlah warga Jembatan Merah yang tinggal di sekitar Sungai Cisuda, Kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Diselimuti rasa was-was akibat cuaca musim penghujan dan mengakibatkan meningkatnya luapa air Sungai Cisuda.
Informasi yang dihimpun, kecemasan
Kecemasan itu bukan tanpa alasan, hal itu lantaran air sungai Cisuda meluap bahkan sampai menyentuh jembatan merah. Perasaan cemas ini muncul semenjak banjir bandang akibat luapan sungai pada pertengahan Februari 2022. Kejadian bencana luapan Sungai Cisuda saat itu disertai lumpur dan puluhan kepala keluarga (KK) diungsikan.
Betapa tidak luapan air Sungai Cisuda bukan hanya mengancam gerusan bangunan rumah, namun berpotensi merusak infrastruktur jalan provinsi. Dimana tebing daerah aliran sungai (DAS) di bibir Sungai Cisuda mengalami longsoran akibat tergerus air sungai. Bila dibiarkan diyakini kerusakan akan semakin meluas.
“Semenjak kejadian pada Februari 2022 lalu jadi sejarah bencana yang begitu menghawatirkan bagi kami, sekarang setiap hujan besar warga selalu was-was pastinya. Apalagi penanganan bekas gerusan yang mengambrolkan tebing daerah aliran sungai masih terlihat dibiarkan tanpa ada perbaikan dari pemerintah terkait,” ujar Mak Siti (48) warga Jembatan Merah, kepada reportikanews.com, Jum’at (10/2/23).
Mak Siti yang kesehariannya berjualan pecel (lotek/karedok), menilai seiring dengan curah hujan terus meningkat, ancaman banjir akibat luapan Sungai Cisuda bisa saja terjadi dan semakin tinggi.
“Ancaman luapan air Sungai Cisuda terus-menerus menyelimuti kami dan pastinya kondisi tebing dialiran sungai dibiarkan tanpa ada perbaikan, ini akan terus menggerus tebing daerah aliran sungai dan mengancam rumah warga,” tandasnya.
Kecemasan serupa dilontarkan Asjul (39) warga Jembatan Merah yang berprofesi sebagai sopir angkutan kota (angkot) jurusan Ramayana – Terminal Jubleg Baros trayek nomor 25, mengungkapkan sejak tebingan aliran Sungai Cisuda yang berada di pinggir Jalan Raya, membuat laju kendaraan yang melintas dari dua arah harus ekstra hati-hati.
“Ya, dititik bekas gerusan tebingan aliran Sungai Cisuda itu jaraknya hanya satu langkah kaki dari ruas jalan raya. Meski dibatasi dengan bambu dan pembatas jalan dari beton. Tetap kalo dibiarkan, titik longsoran akan semakin melebar dan tentu mengancam keselamatan pengguna jalan, baik motor maupun mobil. Saya berharap kepada Pemerintah Kota maupun Provinsi agar segera dilakukan perbaikan secara permanen, agar warga maupun pengendara bisa nyaman,” singkatnya.
Untuk diketahui, untuk mengurangi kekhawatiran warga pasca kejadian bencana luapan Sungai Cisuda menimpa warga pada Februari 2022 lalu. Setidaknya ada 3 RW terdampak yakni 696 KK yang terdiri atas 1.670 jiwa dan rumah rusak yakni 46 rumah rusak berat, 38 rusak sedang, dan 146 rusak ringan. Sejumlah warga mendesak Balai SDA Pemprov Jabar untuk segera melakukan upaya perbaikan secara bertahap.**
Reporter. : M Bintang Rafael.
Editor. : Rudi Samsidi.