REPORTIKANEWS.COM, JAWA BARAT_Sejumlah petani dan tengkulak buah-buahan maupun sayur mayur asal Pajampangan Kabupaten Sukabumi, menjerit dengan kondisi jalan yang rusak juga rawan amblas.
Akibat kondisi kerusaan ruas jalan provinsi tersebut, hasil pertanian yang dibawa menggunakan truck atau pickup, sering cepat busuk di tengah perjalanan. Beberapa titik ruas jalan pajampangan dalam kondisi rusak dan bergelombang, mulai dari Baros – Nyalindung hingga Sagaranten, kondisi serupa ruas Jalan Pangleseran – Jampang Tengah – Lengkong.
“Ya, dalam seminggu cuma bisa satu kali jalan, bawa hasil pertania seperti buah pisang, pepaya dan sayuran. Semua didistribusikan kepasar yang berada di Sukabumi – Bandumg hingga daerah Jabotabek. Padahal sebelum kondisi kerusakan tidak separah sekarang, bisa dua sampai empat kali dalam seminggu,” kata Endang Solihin (57) tengkulak buah-buahan asal Desa/Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi kepada reportikanews.com, Selasa (07/03/23).
Kondisi kerusakan jalan berlobang dan bergelombag, Endang terpaksa melambatkan laju kendaraan trucknya, untuk menghindari lobang jalan dan bergelombang. Jarak waktu tersita dan ancaman hasil pertanian juga lama diperjalan, belum lagi biaya servis berkala kendaran trucknya jadi meningkat.
“Saya sering menderita kerugian karena barang yang saya kirim ke Jakarta sudah dalam keadaan busuk. Nilai jual komoditi hasil pertanian yang dibawa, harganya jadi turun drastis,” cetus Endang.
Endang menuturkan, buah-buahan yang sering dibawa berupa pisang dan pepaya, yang dikumpulkan dari para petani di sejumlah tempat di Pajampangan. Perjalanan pada siang hari selalu terhambat kemacetan, ditambah cuaca hujan yang mengakibatkan kondisi kerusakan digenangi kubangan air.
“Dalam usaha buah-buahan, barang biasanya terkumpul pada siang hari. Jadi tidak boleh ada penundaan, saat itu juga harus langsung dikirimkan ke Jakarta. Kalau pengirimannya tertunda malah dapat membusuk di tempat penyimpanan,” ungkap Endang.
Kondisi sama dialami salah seorang tengkulak Gula dan buah pisang asal Desa/Kecamatan Lengkong, Abah Oding (59), karena selama perjalanan dari Sukabumi-Jakarta sering dihadapkan oleh kondisi jalan yang bergelombang dan kemacetan menanti di beberapa titik menuju tempat tujuan Pasar Induk Jakarta, buah atau sayuran yang dibawa kondisinya sudah layu dan meleleh.
“Terlalu lama dijalan rasa manis gula maupun pisang dan pepaya menjadi berkurang akibat fermentasi. Tiba di Jakarta rasa manisnya sudah berkurang akibat fermentasi. Mau tidak mau harganya pun dibayar rendah oleh tengkulak atau pedagang,” tandasnya.
Editor : Rudi Samsidi.