REPORTIKANEWS.COM-Belasan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, hampir tak mendapatkan pendaftar siswa baru pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2023/2024.
Informasi yang dirangkum dari data laman ppdbkabsukabumi.id, dari jumlah 162 SMP terdapat 18 sekolah yang jumlah pendaftarnya nol, pada PPDB tahun ini, selanjutnya yang tercantum dalam data, hanya 23 sekolah yang jumlah pendaftarnya melebihi daya tampung.
Informasi itu diperoleh dari pengolahan data statistik di laman tersebut. 18 sekolah SMP yang tak tercatat mendapat pendaftar atau siswa baru diantara lain : SMPN 1 Lengkong, SMPN 2 Kalibunder, SMPN 2 Lengkong, SMPN 2 Warungkiara, SMPN 3 Cicurug, SMPN 3 Jampangtengah, SMPN 3 Lengkong Satu Atap Cisuren, SMPN 3 Surade, dan SMPN 3 Waluran Satu Atap, SMPN 4 Cidadap Satap, SMPN 4 Curugkembar Satap.
Dilajutkan SMPN 4 Kalibunder, SMPN 5 Kalibunder Satu Atap, SMPN 5 Sagaranten Satap, SMPN 6 Ciracap Satu Atap, SMPN 6 Cisolok Satu Atap, SMPN 7 Jampangkulon Satu Atap, dan SMPN 8 Ciemas Satu Atap.
Belasan sekolah tersebut diperkirakan tidak tercatat mendapatkan satu pun pendaftar baik melalui jalur afirmasi, perpindahan tugas orangtua/wali,nilai rapor, prestasi kejuaraan, maupun zonasi.
Padahal, bila dilihat dari sisi daya tampung, delapan belas sekolah ini tercatat masih memiliki kemampuan, diantaranya tercatat memiliki daya tampung lebih dari 150 siswa.
Di sisi lain, kebanyakan sekolah menerima pendaftar lebih sedikit dibanding daya tampung. Dari 162 SMPN, hanya 23 sekolah yang jumlah pendaftarnya melebihi daya tampung.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni, tak memungkiri masih ada SMPN di wilayah-wilayah yang sepi peminat. Menurutnya, hal tersebut salah satunya dipengaruhi faktor cara pandang orangtua terhadap penilaian sekolah favorit.
“Masyarakat punya cara pandang sendiri terhadap sekolah. Ada yang memandang sekolah yang bagus itu yang akses angkutan umumnya lancar, ada juga yang melihat sekolah favorit yang eskulnya berprestasi dan kami tidak bisa mengarahkan masyarakat untuk memilih salah satu sekolah karena mereka mmeiliki cara pandang tersendiri,” kata Jujun.
Lanjut Jujun, tak memungkiri realita minimnya minat masyarakat menyekolahkan anak ke SMPN di Kabupaten Sukabumi, diantranya faktor kualitas maupun fasilitas pendidikan.
“Peran sekolah swasta yang memiliki kualitas lebih bagus dibanding negeri juga merupakan hal yang positif. Bisa jadi kalah saing fasilitas dan kualitas pendidikan. Tapi yang paling penting, kita lihat peran sekolah swasta juga sudah cukup bagus sehingga bisa mengimbangi sekolah negeri, itu adalah hal yang luar biasa,” terangnya.
“Sehingga, beban dinas untuk sekolah negeri, ketika sekolah swasta itu kualitasnya lebih dari sekolah negeri tentunya, Itu sangat membantu sekali,” tandasnya.**
Editor : Rudi Samsidi.