REPORTIKANEWS.COM-Kampanye akbar Cawapres Nomor Urut 01, Muhaimin Iskandar di Lapangan Pajajaran, Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, disambut ribuan warga, Senin (22/01/24).
Berdasarkan pantaun di lokasi, Cak Imin telah tiba di lapang Pajajaran sekira pukul 14.30 WIB dan langsung dikerumuni warga sambil meminta salaman dan foto selfie bersama pada kegiatan kampanye akbar untuk mahuetkeun AMIN Bersama 10.000 Warga Sukabumi.
Usai menyapa dan bersalaman warga, Cak Imin langsung menaiki panggung dan tidak lama kemudian, ia menyapa seluruh warga yang ada di lapangan tersebut.
Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa tanah Indonesia ini, merupakan tanah kaya dan subur. Namun, saat ini petani untuk mendapatkan pupuk sangat sulit dan mahal. “Itu semua butuh perubahan dan perubahan ini tidak bisa ditunda, kita butuh pangan, kenapa harus impor beras, kita butuh pangan besar, kenapa Indonesia harus impor. Karena, petaninya dibiarkan tidak memiliki pupuk,” kata Cak Imin.
Pihaknya mengaku, bersyukur dan melihat antusias masyarakat Sukabumi dinilai dapat menjadi dan menambah optimisme dirinya. Terlebih lagi, Sukabumi ini merupakan lumbung kemenangan PKB di Jawa Barat. Untuk itu, ia mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Sukabumi, kader-kader, partai koalisi dan para relawan dari berbagai kelompok. “Semuanya telah bergerak dan surveinya memang sangat membanggakan. Kita berharap suara kita 51 persen di Sukabumi dan bisa satu putaran. Sekarang tinggal kita jaga komitmen kesungguhannya sampai 14 Januari 2024 nanti,” paparnya.
Ketika disinggung mengenai penilaian Debat Cawapres yang diselenggaraka pada Minggu (21/01) malam, Cak Imin menjawab, bahwa semuanya diberikan kepada masyarakat yang menilai. Karena, jika dirinya sendiri yang menilai maka ia jadi subjektif dan biarkan masyarakat menilai serta memberi kesaksian masing-masing. Namun yang penting gagasan yang sungguh-sungguh atau gimmick rakyat yang tahu.
“Kalau saya sih berkutat pada tema ini, sangat kritis karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Mulai ancaman bahaya krisis iklim, bahaya bencana ekologis, bahaya kekurangan pangan tidak diatasi dengan sungguh-sungguh, masa kekurangan pangan diatasi dengan food estate yang betul-betul gagal, itu kok masa mau diteruskan kan aneh itu sama dengan kita menggadaikan masa depan pangan kita kepada program yang gagal,” pungkasnya.
Reporter : Dafiq
Editor : Rudi Samsidi.



















