SUKABUMI, Reportikanews.com – Dapati informasi adanya kerusakan ruang kelas di SMP Negeri 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, yang dinilai menghawatirkan dan perlu penanganan perbaikan. Kabid SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi, Adi Janwar angkat bicara.
Adi Janwar mengatakan, dalam waktu dekat akan secara langsung meninjau kondisi kerusakan bangunan ruang kelas di SMP Negeri 1 Jampangtengah. Meski perwakilan dari dinas sudah melakukan survei kondisi seperti apa kerusakan berat maupun ringan yang dikawatirkan abdi oleh peserta didik maupun para pengajar.
“Ya, sambil ngabuburit secepatnya saya akan secara langsung meninjau kondisi kerusakan ruang kelas SMP Negeri tersebut,” kata Adi Janwar, saat dikonfirmasi reportikanews.com melalui telepon seluler, Selasa (19/3/24).
Disinggung langkah dinas dalam penanganan bantuan anggaran untuk perbaikan kerusakan bangunan ruang kelas SMP Negeri 1 Jampangtengah. Dinas akan terlebih dahulu melihat pengajuan atau anggaran yang tersendiri, apa bisa bisa diskalaprioritaskan di anggaran tahun 2024 apa tidak.
“Kami akan berupaya untuk melakukan yang terbaik, nanti kami tinjauan dulu secara langsung,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Miris dan menghawatirkan melihat kondisi atap dan kontruksi ruang kelas SMP Negeri 1 Jampangtengah, Desa Panumbangan Kabupaten Sukabumi, rusak berat dan ringan akibar faktor usia dan tidak tersentuh bantuan pemerintah.
Informasi yang dihimpun, dari Pengajaran SMP Negeri 1 Jampangtengah, Oke Ramdani mengatakan ada enam lokal ruang kelas mengalami kerusakan, paling dikawatirkan dua ruangan mengalami kerusakan berat pada bagian atap dan genteng.
“Dua ruang kelas hampir tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Diantaranya ruang kelas 7 B dan 8 B. Untuk empat ruangan sudah terealisasi diajukan dua tahun lalu,” kata Oke Ramdani.
Meski sudah di tinjau oleh dinas terkait, kondisi penyebab dan kerusakan bangunan dua ruang kelas tersebut. Bila tidak segera diperbaiki di kawatirkan kerusakan semakin meluas dan mengancam para peserta didik.
“Bangunan sudah tua, ini dibangun sejak tahun 1978, mulai rusak 10 tahun lalu, dan dikosongkan dua tahun lalu. Bangunan sekolah harusnya perbaikan secara total, tapi biaya tidak mencukupi,” sebut Oke.
Dijelaskan Oke, dampak atap berlobang, proses belajar mengajar dialihkan keruangan lain. Sementara itu, bilamana terjadi hujan deras, kebocoran atap mengakibatkan air hujan merembet dikelas lain.
Sementara itu, Radithya Pratama Siswa kelas 8 mengeluh, dengan kondisi atap bocor, dan rembesan air hujan mengenangi ruangan kelas, sebelum melaksanakan proses belajar mengajar, terpaksa menyita jadwan kegiatan belajar. Pasalnya, terlebih dahulu membersihkan genangan air hujan dilantai dari atap yang bocor.
“Kalau hujan bocor, sebelum belajar dibersihkan, kondisi bocor belajar terganggu, harapannya secepatnya diperbaiki,” tandasnya.
Editor : Rudi Samsidi.