SUKABUMI, reportikanews.com-Potret salah satu pasilitas bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Kalibunder Kabupaten Sukabumi, nampak sangat miris. Kondisi kerusakan bangunan sekolah dasar tersebut viral tersebar melalui tayangan video grup pesan singkat Whatsapp, hingga mengundang keprihatinan berbagai kalangan.
Informasi yang dirangkum, dari tangkapan video diketahui sekolah tersebut bernama SDN PC Manggah, Desa Cimahpar Kecamatan Kalibunder dan dihuni kurang lebih 100 siswa.
Dimana isi tayangan video menceritakan kondisi bangunan yang sudah sangat menghawatirkan, dan perlu perhatian pihak pemerintah/dinas pendidikan, seyogianya segera jadi skala prioritas pembaharuan sarana dan prasarana sekolah tersebut.
Cep Wahyu Bahrul Ulum, Pemuda Pemerhati Pendidikan Kalibunder, membenarkan adanya video tersebut dan mengaku prihatin atas realita kondisi bangunan sekolah SD yang statusnya negeri, berada di wilayah domisilinya.
“Ya, tentunya saya sangat prihatin melihat kondisi sarana prasarana SDN PC Manggah Cimahpar Kalibunder ini. Mulai dari kondisi bangunan, mebeler pasilitas MCK hingga kabarnya tidak memiliki saran air bersih, saya melihatnya sangat miris, hal ini tentunya akan mengurangi akreditasi,” terang Wahyu, Selasa (29/10/24).
Wahyu membeberkan, kalo melihat kontruksi atap sekolah dikawatirkan bisa mengancam keselamatan para peserta didik, pasalnya kondisinya sudah sangat rapuh dan kerusakan disetiap sudut bangunan.
“Beberapa waktu lalu kami dengan Kepala Sekolah sempat berbincang, segala upaya sudah dilakukan pihak sekolah untuk meminta bantuan pemerintah melalui dinas pendidikan, trakhir katanya di ajukan pada skala prioritas tahun 2025, namun belum ada penjelasan apakah pihak sapras sudah turun meninjau kondisi sekolah tersebut apa belum?,” jelas Wahyu.
Melihat kondisi kerusakan bangunan sekolah tersebut, Wahyu berharap pemerintah daerah melalui Disdik Kabupaten Sukabumi, segara melakukan pengecekan kelapangan dan berikan kepastian kepada pihak sekolah, kalo memang kondisi bangunan sekolah yang sudah sangat menghawatirkan ini, bisa jadi skala prioritas apa bagai mana?.
“Harapan kami hususnya Disdik, bisa mensiasati supaya bisa menentukan mana skala prioritas mana yang tidak, jangan sampai sekolah masih layak terus mendapatkan bantuan bisa melalui online atau offline, sedangkan nyata nyatanya sekolah yang benar benar kondisinya menghawatirkan rusak berat dilewat begitu saja, semoga ada pemerataan bantuan pembangunan pasilitas pendidikan,” cetusnya.**
Editor : Rudi Samsidi.