JAKARTA, REPORTIKANEWS.com-Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI beberkan bantuan sosial (bansos) beras 10 kg, untuk 16 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada edisi Januari-Februari 2025 ditiadakan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini dana bansos tersebut dialihkan untuk penyerapan beras dalam negeri. Dana jumbo sebesar Rp 16,6 triliun ditransfer ke Bulog. Pada sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk menambah kuota bansos dari semula 2 bulan pada tahun 2025 menjadi 6 bulan.
“Namun sementara ini dana bansos pada Januari-Febuari dialihkan pada penyerapan beras dalam negeri Bulog,” kata Arief Prasetyo, kepada media di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (05/02/2025) kemarin.
Selain bansos yang sementara diadakan, terang Kepala Bapanas, program yang dananya turut dipangkas adalah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), namun Bapanas tidak menjelaskan secara gamblang lebih lanjut mengenai hal tesebut
“Sementara tidak ada bantuan pangan di Januari-Februari. Enggak ada (bansos), kan uangnya salah satunya Rp 16,6 itu adalah bantuan pangan, ditambah SPHP dan lain-lain itu Rp 16,6 triliun, itu masuk ke situ dulu untuk fokus di penyerapan,” terang Arief.
Hal tersebut dilakukan, bagian arahan Bapak Presiden yang telah disetujui oleh Menko Bidang Pangan, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Tujuannya, agar Bulog bisa memiliki modal untuk menyerap banyak beras hasil produksi petani.
“Pak Presiden berikan arahan dan perintahnya di tegaskan itu harus diserap. Ini uangnya, jadi Menko Pangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan pokoknya yang di bidang pangan itu memang itu sudah sepakat Rp 16,6 triliun diputuskan, Bulog untuk nyerap,” jelasnya.
Terlebih produksi beras pada awal tahun 2025 dinilai tengah melimpah, Bapanas memproyeksi pada Januari hingga Maret 2025 Indonesia akan memproduksi 8,67 juta ton beras.
“Penyerapan yang banyak diproyeksikan di awal tahun, agar petani mendapatkan harga yang baik. Biasanya kalau bulan Januari harga tinggi, inflasi juga terjaga, itu bagian prioritasnya sekarang para petani, jangan sampai petani harganya jatuh,” tandasnya.*



















