SUKABUMI, REPORTIKANEWS.COM-Ornamen atau patung ‘Penyu‘ di Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Viral dipergunjingkan warga netizen (warganet) setelah mengalami rusak parah. Tampak kerusakan di beberapa bagian ornamen “penyu” di beberapa bagian, terutama pada cangkangnya yang berlubang besar.
Lewat video bahkan foto viral di sejumlah grup plafon media sosial (medsos), sejumlah warganet mengungkapkan fakta yang mengejutkan karena bagian dalam ornamen yang seharusnya kokoh justru memperlihatkan rangka dari bambu dan material mirip kertas berbahan kardus.
Dilansir dari detikjabar.com Pemandangan kerusakan ornamen penyu tersebut, sontak memicu ragam kritikan, salahsatunya kepsen kritikan menyoroti kualitas bahan serta konstruksi ornamen yang disebut-sebut merupakan bagian dari proyek pembangunan pemerintah dengan anggaran Rp 15 miliar.
Beberapa bagian terlihat sobek dan terkoyak, memperlihatkan struktur dalam yang tampaknya rapuh karena kosong melompong dan hanya terdapat rangka bambu dan lapisan bahan kertas mirip kardus.
Pihak Kontraktor Imam Firdaus mengklaim, telah melaksanakan pekerjaan sesuai aturan yang berlaku dalam pengadaan barang dan jasa.
“Kami dari kontraktor sudah melakukan kewajiban sesuai aturan dalam pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaan pekerjaan. Untuk Alun-Alun Gadobangkong, serah terima pertama sudah dilakukan pada Februari 2024 dengan masa pemeliharaan enam bulan. Pada Agustus 2024, dilakukan serah terima kedua, kemudian pada September 2024, pihak Pemprov Jabar menyerahkan ke Kabupaten Sukabumi,” ujar Imran.
Menanggapai besaran anggaran, Imran menerangkan Rp15,6 miliar namun setelah dipotong pajak PPN jadi sekitar Rp13 miliar.
“Anggaran proyek ini memang Rp15 miliar, tapi setelah dipotong PPN, jadi sekitar Rp13 miliar. Ada juga temuan BPK terkait kekurangan volume dan denda keterlambatan yang mencapai hampir Rp1 miliar,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, angkat bicara mengenai kontroversi ornamen “penyu” di Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu yang mencuat.
Sekda mengklarifikasi bahwa dana Rp 15,6 miliar tersebut tidak hanya digunakan untuk pembuatan patung penyu saja tapi, mencakup pembangunan berbagai fasilitas di Alun-Alun Gadobangkong Palabuhanratu.
Isu yang menjadi perhatian publik ini, setelah kerusakan patung tersebut menunjukkan adanya material kardus dan bambu, meskipun anggaran proyek alun-alun disebut mencapai Rp 15,6 miliar. Dari keterangan pihak kontraktor jelas Ade Suryaman patung penyu tersebut dibuat menggunakan resin dan fiberglass, bukan kardus.
“Kardus dan bambu yang terlihat dalam video viral hanyalah bagian dari proses cetakan awal. Pihak kontraktor juga menjelaskan bahwa biaya pembuatan patung penyu tersebut berkisar Rp 30 juta, bukan miliaran rupiah,” kata Sekda, Rabu (5/3/2025).
Kedepan, Ade Suryaman berjanji pengawasan terhadap semua pembangunan publik yang menggunakan anggaran negara akan lebih diperketat tanpa pengecualian.
“Kita awasi bersama, agar dikemudian hari tidak ada lagi kejadian seperti ini,”tandasnya.**