REPORTIKANEWS.COM – Kasus tragis meninggalnya Raya balita berusia tiga tahun asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, akibat infeksi cacing kembali menelanjangi rapuhnya sistem birokrasi dan pengawasan kesehatan masyarakat miskin di Kabupaten Sukabumi.
Bupati Sukabumi, H. Asep Japar, menegaskan pemerintah daerah tidak berdiam diri dalam kasus Raya. Menurut Bupati, sejak awal Raya kerap intensif mendapat perhatian dibawa ke posyandu mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Namun, lemahnya pola asuh keluarga serta keterbatasan sumber daya orang tua dianggap memperburuk kondisi sang Raya.
“Pemerintah daerah hadir, bahkan bidan desa dan kader kesehatan rutin memberikan pelayanan. Namun, pola asuh yang salah membuat anak terlantar. Ini harus diluruskan, karena pemerintah daerah tidak pernah menutup mata,” ujar Asep Japar, kepada media, Selasa (19/8/2025).
Dalam kasus Raya, Bupati mengaku sudah menginstruksikan seluruh perangkat daerah, mulai dari kecamatan, desa hingga RT/RW, agar lebih serius dalam pelayanan publik, khususnya bagi masyarakat miskin.
“Saya tidak akan segan menindak jika ada perangkat daerah, desa atau kecamatan yang abai dalam sisi kemanusian,” tandas Bupati.

Ditempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi menjelaskan bahwa Raya sebenarnya telah mendapat perhatian sejak bayi. Kondisi raya pernah masuk kategori garis merah (gizi buruk) dan sempat ditangani dengan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu dan telur, serta obat cacing.
“Awalnya kondisi tubuhnya kurus, lalu setelah 14 bulan sempat membaik. Namun, masalah muncul kembali karena pola pengasuhan. Ketika sakit terakhir, dokter puskesmas sudah menyarankan rujukan ke RS Sekarwangi. Sayangnya keluarga memilih membawa ke RS Bunut lewat jalur relawan, tanpa rujukan resmi,” jelas Agus.
Kadinkes memaparkan, setelah itu Raya akhirnya dirawat di RS Bunut dalam kondisi kritis. Saat ditangani, dokter mendapati infeksi cacing yang sudah parah.
“Meski mendapat perawatan darurat, nyawa balita itu tidak tertolong,” jelasnya.
Agus mengakui, Kasus Raya menjadi tamparan keras bagi Pemkab Sukabumi. Dalam hal ini ada celah dalam pengawasan kesehatan di lapangan, terutama soal kesinambungan pemberian obat cacing dan pemantauan gizi balita.
“Ini bukan semata soal medis, tapi faktor lingkungan, pengasuhan, hingga kesadaran keluarga. Ke depan, kami perkuat kader posyandu agar kasus serupa tidak terulang,” tandasnya.
Kematian Raya memantik sorotan publik. Warganet ramai mempertanyakan fungsi pemerintah dan tenaga kesehatan di tingkat desa, yang dinilai lamban mendeteksi penyakit serius pada anak miskin.
“Kini bola tanggung jawab ada di tangan Pemkab Sukabumi: apakah tragedi Raya akan benar-benar menjadi pelajaran, atau sekadar menjadi kasus yang dilupakan setelah sorotan publik mereda,” tandasnya.*
Editor : Rudi Samsidi.