Jumat, Oktober 24, 2025
Reportikanews
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • Nasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Politik
  • Saba Desa
  • Pendidikan
  • Islami
  • Olahraga
  • Home
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • Nasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Politik
  • Saba Desa
  • Pendidikan
  • Islami
  • Olahraga
No Result
View All Result
Reportikanews
No Result
View All Result
Home Islami

MWCNU Cisaat Sukabumi Segera Gelar KTT Peradaban Islam 2025 Menyoal Polemik Marwah Pesantren Yang Dinodai

by admin
15 Oktober 2025
in Islami, Peristiwa, Regional
0
MWCNU Cisaat Sukabumi Segera Gelar KTT Peradaban Islam 2025 Menyoal Polemik Marwah Pesantren Yang Dinodai
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

REPORTIKANEWS.COM – Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, sigap langsung merespons isu sensitif yang dipablis program televisi swasta (Trans7), dimana dinilai telah merendahkan martabat Pesantren Lirboyo Kediri dan pengasuhnya, KH. Anwar Manshur.

Mencuatnya isu yang dinilai telah melecehkan terhadap lembaga pendidikan Islam, Organisasi ini (MWCNU) mengumumkan rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peradaban Islam & Pesantren 2025 yang akan digelar pada Selasa, 21 Oktober 2025 mendatang, di Universitas Nusa Putra dengan para peserta terdiri dari para tokoh dan pengurus Ponpes se-Kecamatan Cisaat dan para mahasiswa asing muslim dari berbagai daerah bahkan mancanegara.

Hal tersebut disampaikan Ketua Tahfidziah MWCNU Cisaat Muhammad Azzaam Muttaqie, Lc, menurutnya KTT ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sebuah pernyataan tegas dan strategis yang bertujuan untuk memperkuat posisi pesantren sebagai pilar utama peradaban Islam di Indonesia, Terlebih setelah terjadinya insiden yang menodai dan merendahkan martabat lembaga islam hingga viral hingga menuai kecaman luas dari berbagai kelangan, khususnya umat Islam.

“Berbagai reaksi kecaman semakin meluas hingga memuncak menjadi seruan Boikot Trans7 di media sosial (seperti dilaporkan oleh MUI dan Suara.com). Ini memicu reaksi keras dari alumni pesantren serta organisasi seperti KPI dan FOSIL Bogor, Cianjur, Sukabumi,” kata Ketua Tahfidziah MWCNU Cisaat Muhammad Azzaam Muttaqie, Lc, kepada media, Rabu (15/10/2025).

BACA JUGA : https://reportikanews.com/2024/10/29/mwcnu-wilayah-iv-resmi-dilantik-ini-pesan-bupati-sukabumi/

Melihat insiden ini yang berujung pada permintaan maaf resmi dari pihak stasiun televisi sebagai alarm kolektif. Ketua Tahfidziah MWCNU Cisaat ini menegaskan. Kegiatan KTT ini merupakan bagian implementasi dari Gerakan Penjagaan Marwah Pesantren, sebuah tindakan yang lebih konstruktif daripada sekadar kecaman.

“​Pesantren dengan seluruh tradisi salaf dan sanad keilmuannya, adalah benteng peradaban. Ketika marwah diusik atau disentuh secara tidak pantas oleh konten satir yang keblinger, kami tidak akan mundur. Justru kami akan maju dengan agenda besar,” jelasnya.

Reaksi ini adalah cara MWCNU mengubah kemarahan menjadi energi pembangunan peradaban yang bermartabat. Peradaban Islam 2025 ini merupakan wujud nyata dari Gerakan Penjagaan Marwah Pesantren yang harus dijaga.

“Insiden pelecehan terhadap Pesantren Lirboyo, yang merupakan pusat sanad keilmuan NU, adalah tamparan keras bagi kita semua. KTT ini adalah cara kami untuk menegaskan bahwa pesantren dan ulama adalah inti peradaban, bukan objek lelucon atau satire murahan.”tegasnya.

Inisiatif strategis ini muncul di tengah panasnya polemik dan kecaman publik terhadap sebuah program stasiun televisi swasta (Trans7) yang dinilai telah merendahkan dan melecehkan salah satu ikon pesantren salaf terbesar di Indonesia (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan tokohnya KH. Anwar Manshur).

Respon MWCNU Cisaat terhadap isu sensitif
beberapa waktu sebelumnya, media sosial dan pemberitaan nasional diramaikan dengan seruan boikot Trans7 menyusul tayangan program Xpose Uncensored yang dianggap satir kebablasan dan menghina tradisi, nilai-nilai, serta otoritas keulamaan di lingkungan pesantren.

“Insiden ini, yang berujung pada permintaan maaf resmi dari pihak Trans7 (seperti diberitakan salahsatu media online ternama), Ini emicu kesadaran kolektif di kalangan Nahdliyin tentang pentingnya perlindungan dan penghormatan terhadap pesantren sebagai pilar peradaban Islam di Indonesia,” tegasnya.

​KTT 2025 sebagai Motor Visi Peradaban Islam 2030. ​Agenda utama KTT Peradaban Islam & Pesantren 2025 di Cisaat adalah menggerakkan dan memperkuat Visi Peradaban Islam 2030, sebuah cetak biru strategis yang digagas oleh ulama dan intelektual di Sukabumi. Adapun ​visi 2030 tersebut memiliki tiga pilar utama yaitu : ​

– Revitalisasi Aswaja dan Tradisi Salaf: Memperkuat ideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA) dan “Tradisi Salaf” yang otentik, memadukannya secara cerdas dengan inovasi di Era 5.0.

– ​Harmoni Global: Mengadvokasi diplomasi tanpa senjata untuk membangun jembatan pemahaman, kolaborasi lintas batas, dan mempromosikan kemajuan holistik.

– ​Keadilan Universal: Secara tegas mendukung isu-isu kemanusiaan dan menyerukan penghapusan penjajahan sebagai prasyarat bagi terwujudnya peradaban yang berlandaskan kasih sayang dan keadilan.

Menurut ​para pengamat menilai, KTT ini menempatkan Indonesia dan khususnya komunitas Nahdliyin di Sukabumi, sebagai inisiator yang memberikan landasan etis dan historis yang kuat untuk memimpin pembaruan peradaban.
​Mengintegrasikan Ilmu Turats dan Inovasi Modern.

“​Diagendakan di Universitas Nusa Putra nanti KTT akan menjadi forum vital untuk mendiskusikan bagaimana pesantren dapat bertransformasi dari sekadar pusat pendidikan tradisional menjadi arsitek peradaban di Abad ke-21,” paparnya.

​Sesi-sesi utama dalam KTT diantranya akan menyoroti ;

-​Literasi Media Kritis : Strategi membangun kesadaran kritis umat Islam terhadap konten media yang merendahkan, sebagai pelajaran dari kasus Trans7.

_ ​Pengembangan Metodologi Dakwah : Pemanfaatan platform digital untuk menyebarkan ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin, sekaligus mengimbangi narasi ekstremis dan negatif.

– ​Integrasi Turats dan Sains : Mengembangkan pesantren sebagai pusat riset yang mengintegrasikan ilmu-ilmu keagamaan (turats) dengan teknologi dan ilmu pengetahuan modern, tanpa kehilangan otentisitas tradisi.
​Dengan mengangkat tema persatuan, perdamaian, dan kemajuan.

MWCNU Cisaat berharap KTT Peradaban Islam 2025 dapat menjadi motor penggerak bagi terwujudnya “kenyamanan, kedamaian, keamanan, dan kebahagiaan Bagi umat Islam, Ini menjadikan peradaban yang berlandaskan kasih sayang dan keadilan sebagai kenyataan.

“alam pelaksanaan KTT nanti 21 Oktober 2025, semoga menjadi penanda bahwa gerakan pesantren, yang selama ini dikenal sebagai penjaga tradisi, kini mengambil peran proaktif sebagai arsitek peradaban yang mampu merespons tantangan zaman dan isu-isu kontemporer dengan langkah-langkah strategis dan terukur,” harapnya.

Reporter : Aris Gunawan
Editor    : Rudi Samsidi

admin

admin

Next Post
Kenaikan Tarif Berobat Poliklinik RS Bunut Meroket, Direktur : Sesuai Perda Nomor 2 Tahun 2025

Kenaikan Tarif Berobat Poliklinik RS Bunut Meroket, Direktur : Sesuai Perda Nomor 2 Tahun 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Tentang Kami / Box Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2022 Reportikanews.com - Media Independen dan Berintegritas

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • Nasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Politik
  • Saba Desa
  • Pendidikan
  • Islami
  • Olahraga

© 2022 Reportikanews.com - Media Independen dan Berintegritas

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist