Jumat, November 21, 2025
Reportikanews
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • Nasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Politik
  • Saba Desa
  • Pendidikan
  • Islami
  • Olahraga
  • Home
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • Nasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Politik
  • Saba Desa
  • Pendidikan
  • Islami
  • Olahraga
No Result
View All Result
Reportikanews
No Result
View All Result
Home Headline

Profil KH Mahmud Mudrikah Hanafi, Dikenal Ahli Kitab Jam’ul Jawami

by admin
8 April 2023
in Headline, Islami, Peristiwa
0
Profil KH Mahmud Mudrikah Hanafi, Dikenal Ahli Kitab Jam’ul Jawami
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Reportikanews.com, Jawa Barat_KH Mahmud Mudrikah Hanafi merupakan salah seorang ulama yang alim dan berkharima dikenal memiliki keluasan ilmu, tidak hanya menurut para santri Pondok Pesantren Siqoyaturrahmah, juga menurut para tokoh kiai di Sukabumi.

Kabar duka wafatnya Almarhum KH Mahmud Mudrikah Hanafi, pada Jum’at (7/4/23) usai melaksanakan shalat berjamaah tarweh. Masyarakat muslim di Sukabumi berkabung kehilangan tokoh kia’i Ahli Jam’ul Jawami.

Dilansir dari jabar.nu.or.id, sejarah keilmuan KH Mahmud Mudrikah Hanafi bagi para santri, jama’ah dan tokoh ulama umaro ditengah-tengah syiar pendidikan islam di Sukabumi. Tak sedikit para kiai mengikuti pengajian yang diampunya setiap bulan.  Tentu saja, dia tak hanya menguasai satu kitab karena setiap ilmu itu saling berkaitan. Namun, kajian Jam’ul Jawami’, terbilang menonjol di samping kitab-kitab lain dalam berbagai fan ilmu yang biasa dikaji di pesantren.

Foto/FB Pondok Pesantren Siqoyaturrahmah.

Pada pengajian rutinan selain kitab Jam’ul Jawami’, dia (Almarhum) juga membuka kajian Bugiyah, Alfiyah,  Tafsir Munir juz 2, Jami’us Shogir, Tanwirul Qulub, Ihya Ulumuddin juz 1, Aurodul Waqiah,  Minhajul Abidin, Iqna, dan Qolyubi.

Pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Siqoyaturrahmah yang dipanggil Ama Siqoy oleh para santrinya, Lahir di Jampang Kidul, tepatnya di Desa Cibadak Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi, pada 8 Agustus 1945 dari pasangan KH Hasbulloh dan Ibu Hj Syamsiah.

Sejak lahir dan tumbuh besar, Ama Siqoy berada di lingkungan pesantren yang tentunya kental tradisi keilmuan Ahlussunah wal Jamaah yang mendarah daging dalam tradisi Nahdliyin.  Menurut Ama Siqoy, kakek dari pihak ibunya bernama KH Hanafi berhasil mendidik keturunannya menjadi pemuka agama dan mampu mendirikan pondok pesantren.

Kiai pertama yang mendirikan pesantren di wilayah Jampang adalah ayahnya.  Sementara kakek dari pihak bapaknya bernama KH Ahmad Soleh, merupakan keturunan Dalem Cikundul, Cianjur generasi kesepuluh dari R. Aria Wiratanudatar.

Foto : KH Mahmud Mudrikah Hanafi semasa dikunjungi Bupati Sukabumi H Marwan Hamami.

KH Ahmad Soleh, semasa hidupnya sampai wafat menjalankan tirakat puasa sunah selama 30 tahun. Tirakat itu sebagai upaya dirinya agar mendapatkan  anak cucunya yang siap mengurusi ajaran Islam Ahlussnah wal Jama’ah. Riwayat Mencari Ilmu Ama Siqoy pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di antaranya, di Pesantren Cibeureum Darul Hikam kepada Mama Ajengan KH Mahmud Zamakhsari.

Kemudian beliau melanjutkan ke Pesantren Cikaret. Selanjutnya ia berguru kepada Mama Ajengan KH Tubagus Ahmad Bakri As-Sampuri Purwakarta (Mama Sempur), salah seorang ulama karismatik Sunda, dan produktif menulis sejumlah kitab, keturunan kesultanan Banten.

Selanjutny Ama Siqoy berguru kepada KH Ahmad Syuja’i yang dikenal dengan panggilan Mama Ciharashas, Cianjur. Mama Ciharashas merupakan ulama terkemuka yang banyak melahirkan tokoh ulama di Jawa Barat. Ia wafat di Makkah saat menjalankan ibadah pada tahun 80-an.

Selain berguru di ulama-ulama Jawa Barat, Ama Siqoy juga pernah berguru ke salah satu ulama Makkah Said Alwi Al-Maliki sewaktu dirinya menunaikan ibadah haji bersama istrinya Hj. E. Kuraesin pada 1982, selama 6 Bulan.

Sementara riwayat pendidikan formalnya, Ama Siqoy hanya pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR). Perjuangan melalui NU Ama Siqoy ditempa Mama Ciharashas agar selalu berjuang untuk Nahdatul Ulama (NU).

Pada masa pergolakan Gestapu tahun 1965 dirinya tengah menjabat sebagai Ketua GP Ansor Sukabumi pernah diutus oleh mama Ciharashas ke Lubang Buaya selama empat hari empat malam bersama dengan rombongan lain.

Sebagaimana kita ketahui pada peristiwa akhir September dan awal Oktober tahun 65 NU mengeluarkan pernyataan resmi yang menuntut pembubaran PKI  dan organ-organnya dan menyerukan keterlibatan umat Islam untuk mendukung ABRI dalam aksi penumpasan PKI.

Semenjak itu Ama Siqoy mulai berkhidmah di NU sampai sekarang, Saat ini ia adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Sukabumi.  Pada masa kepemimpinannya, bersama KH Abdul Basith dan dilanjut masa kepemimpinan KH Ansori Fudholi serta pengurus yang lain berhasil mendirikan bangunan kantor NU.*

admin

admin

Next Post
Heri Gunawan Beserta Istri Terjun Langsung Bagikan Ribuan Takjil di Jumat Ketiga Ramadhan 1444 Hijriyah

Heri Gunawan Beserta Istri Terjun Langsung Bagikan Ribuan Takjil di Jumat Ketiga Ramadhan 1444 Hijriyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Tentang Kami / Box Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2022 Reportikanews.com - Media Independen dan Berintegritas

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • Nasional
  • Regional
  • Bisnis
  • Politik
  • Saba Desa
  • Pendidikan
  • Islami
  • Olahraga

© 2022 Reportikanews.com - Media Independen dan Berintegritas

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist