SUKABUMI, reportikanews.com – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Cendikia Sariksa Pasundan (CSP) Sukabumi Raya, soroti pelayanan RSUD Sagaranten Kabupaten Sukabumi yang dinilai kurang maksimal. Selain itu, sorotan yang paling jadi perhatian, terkait realisasi dua pembangunan asrama dokter dan masjid yang diduga tidak sesuai spesifikasi.
Hal tersebut di lontarkan Ketua LSM CSP Sukabumi Raya, Jhon Bodrek melalui Sekjen, M. Lucky kepada reportikanews.com. Sorotan pertama yang jadi perhatian CSP, pelayanan medis pasien poliklinik maupun pasien rawat inap yang ditanggapi oleh dokter spesialis, dinilai tidak sesuai jam oprasi yang sudah ditentukan, dimana para dokter spesialis kerap datang menjelang tengah hari, sedangkan para pasien telah menunggu sejak pagi-pagi buta.
“Kami (LSM CSP) banyak menerima berbagai laporan dari masyarakat dan akan kami sikapi serius dengan melayangkan surat dumas kepada RSUD, Bupati, Dinas Kesehatan, khsusus keluhan seputar pelayanan tehadap pasien poliklinik maupun rawat inap di SUD Sagaranten, yang diduga dinilai kurang maksimal dan perlu dievaluasi oleh management rumah sakit,” kata M. Lucky, Selasa (24/9/24).
Lucky mengaku prihatin atas mencuatnya, laporan dugaan buruknya pelayanan rumas sakit milik pemerintah Kabupaten Sukabumi. Sebagai sosial kontrol, sudah menjadi kewajiban dalam menyampaikan kritikan dan sorotan, untuk jadi bahan evaluasi agar lebih diperhatikan dan pelayanan lebih baik lagi.
“Menurut laporan dan hasil investigasi tim kami dilapangan, biasanya dokter spesialis baik THT, internist, kulit, kandungan, penyakit dalam dan layanan spesialis lainnya. Datangnya di atas pukul sembilan, bahkan ada yang lewat pukul 11 siang, meski pasien datang lebih pagi tetap saja harus bersabar menunggu dokternya,” cetus Lucky.
Akibatnya, lanjut lucky sebagian pasien mangaku tidak memperoleh pemeriksaan yang optimal. Dengan jumlah pasien yang dipastikan banyak di setiap harinya. Menyebabkan dokter spesialis dinilai tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal untuk mengobati para pasiennya.
“Semoga pihak RSUD Sagaranten dalam menyikapi laporan keluhan jam operasional dokter spesialis yang kerap diduga datang kesiangan. Bisa jadi bahan perbaikan sisi memaksimalkan pelayanan medis kedepannya agar lebih baik lagi,” selorohnya.
Proyek Pembangunan Asrama Dokter dan Masjid RSUD Sagaranten
Sorotan kedua, Lucky menyoal adanya
proyek pembangunan asrama dokter dan masjid di RSUD Sagaranten, dimana anggaran kedua proyek yang sedang berlangsung tersebut dari APBD Kabupaten Sukabumi tahun 2024 melalui Dinas Kesehatan, dengan jumlah anggaran yang sangat fantastik.
“Menurut data pagu anggaran pembangunan asrama dokter di RSUD Sagaranten sekitar Rp1.398.550.436,28 dan dikerjakan CV Mandala Putri selama 120 hari kalender. Sementara proyek masjid pagu anggaran Rp 1.293.787.795,34 dengan pelaksana CV Putra Mandiri, juga dikerjakan selama 120 hari kalender. Jangan sampai dalam proses pelaksanaan, kembali menyisakan persoalan, dugaan dugaan yang mengarah ke tindakan melawan hukum, demi sebuah keuntungan dan kepentingan golongan kolegia,” paparnya.
Apalagi, menurut Lucky dalam proses awal pelaksananaan kedua proyek tersebut, beberapa bulan lalu sempat gaduh dan menuai sorotan dari sejumlah OKP, Lembaga Masyarakat dan Pemuda sekitar Sagaranten.
“Saat itu, aksi yang mencuat dilatarbelakangi tidak adanya sosialisasi (pembangunan), minimnya pemberdayaan SDM lokal dan lainnya. Ini jadi catatan khusus bagi LSM CSP Sukabumi Raya, dalam mengawal realisasi kedua proyek tersebut, jangan sampai terjadi bancakan dan carut marut diakhir pelaksanaan, uang negara dikucurkan sangat besar untuk program pasilitas kesehatan disana,” tandasnya.
Reporter : Karimullah.
Editor : Rudi Samsidi.