SUKABUMI, reportikanews.com-Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi Ayep Zaki – Bobby Maulana nomor urut 2, Berkomitmen akan mengedepankan kesejahteraan dan kebersamaan warga Kota Sukabumi, Setelah resmi memimpin sebagai Walikota dan Wakil Walikota periode 2025-2029.
Hal tersebut disampaikan anggota Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem hasil dari komunikasi terbarunya dengan Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Barat, Dessy Ratnasari.
Dessy pun memberikan sejumlah masukan strategis untuk pasangan Ayep Zaki-Bobby Maulana (Ayeuna), yang saat ini unggul dalam hitung cepat Pilkada Kota Sukabumi 27 November 2024.
“Saya berbicara dengan Bu Dessy Ratnasari, seorang politisi wanita Sukabumi, dan PAN juga sebagai salah satu partai pendukung pasangan Ayeuna. Kami mendiskusikan beberapa hal penting, termasuk masukan-masukan yang sangat berarti bagi program kami,” ujar Ayep Zaki, Jum’at (29/11/24) kemarin.
Menurut Anggota DPR RI dan asli Kota Sukabumi, Dessy Ratnasari menyampaikan tiga poin utama yang menjadi perhatian dan masukan. Pertama, pentingnya pendidikan berbasis praktik di bidang pertanian sejak usia dini. Anak-anak di tingkat PAUD, SD, dan SMP diusulkan diajarkan bercocok tanam secara langsung agar mencintai sektor pertanian dan pangan.
“Kedua, Dessy juga menyoroti soal pentingnya pendidikan keagamaan yang lebih komprehensif sebagai bagian dari pembentukan karakter generasi muda di Sukabumi,” beber Ayep Zaki.
Selanjutkan, lanjut Ayep ketiga agar memperhatikan kesejahteraan ASN kemudian juga kesejahteraan masyarakat.
“Semuanya program vokasi, program penyelesaian pengangguran, program yang dicanangkan oleh pasangan 02 mereka mengapresiasinya,” jelasnya.
Selain itu Ayep menilai Tunjangan Kinerja (Tukin) harus dikembalikan sesuai haknya, pasalnya penting untuk meningkatkan motivasi dan kinerja ASN dalam pelayanan kepada masyarakat.
“Selain membahas masukan dari Dessy, Saya berkomitmen untuk merangkul semua lapisan masyarakat, dari pengusaha besar hingga kecil, organisasi keagamaan, dan kelompok minoritas. Kebersamaan dan titik persamaan adalah kunci. Jika ada perbedaan, mari kita hormati, jangan sampai mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga Sukabumi,” tandas Ayep.*
Sumber : Radar Sukabumi.