SUKABUMI, REPORTIKANEWS.com_Ribuan guru honorer se-Kabupaten Sukabumi gelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kabupaten Sukabumi, Jalan Jajaway Citepus Palabuhanratu, Kamis (30/1/2025).
Inforamsi yang dihimpun, dalam aksi damai ribuan para guru tenaga honorer se-Kabupaten Sukabumi, guna menyampaikan aspirasi agar status kerja paruh waktu mereka diubah menjadi kerja penuh waktu.
Disela menyampaikan aspirasi yang disampaikan orator, sempat memanas menyusul cetusan lantang yang disampaikan saat itu, ada kalimat “DPR Dewan Penghianat Rakyat”, hingga memicu reaksi sepontanitas salah satu anggota dewan komisi IV berinisial FA dengan menujuk orator. Hingga memicu ketidak terimaan para guru honorer yang mengelar aksi damai.
“Saya menyampaikan aspirasi kepada para pemangku kebijakan khususnya DPRD. Kita sebagai warga masyarakat berhak menyampaikan pendapat di muka umum, tadi saya melihat salah satu oknum anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, ada yang tunjuk tunjuk kepada saya dan mengatakan, “Hati hati dengan ucapannya, hati hati dengan ucapannya”, tegas lantang, Deril Sukma Korlap Aksi.
Menurut Deril, setiap warga negara tentu punya hak dalam menyampaikan pendapat, tetapi sayang pada aksi damai sempat diwarnai keteringgungan, dimana dinilai dijegal oleh salah satu oknum anggota DPRD Kabupaten Sukabumi.
“Saya menyampaikan dengan lantang menggunakan pengeras suara, atas ucapan oknum anggota DPRD tadi dan kami merasa kecewa atas respon oknum wakil rakyar yang tadi gunakan pakai warna biru dongker, saya kenal namanya Kang Faisal,” kesalnya.
Saat dikonfirmasi, Faisal Akbar Komisi IV Fraksi PAN yang dimaksud Korlip Aksi mengatakan, saat insiden tersebut, muncul ucapan atau kalimat yang dirasa menjelekan lembaga DPRD, memicu sepontanitas dirinya yang kurang tepat dan sangat tergugah.
“Saya merasa tergugah dalam hati saya sebagai keluarga besar DPRD Kabupaten Sukabumi, dikatakan “DPR Dewan Penghianat Rakyat” saya tidak enak karena saya sebagai anggota DPRD, maka saya pun merasa lembaga kami di hina dan perlu dijaga bersama sama,” timpal Faizal
Faizal mengaku sudah meminta maaf atas insiden tersebut, Ia mengaku merasakan nasib yang dirasakan para guru honorer, pernah merasakan menjadi seorang guru honorer yang notabene keluarga besarnya juga seorang guru.
“Endingnya sudah minta maaf, apalagi saya notabene nya dulu adalah guru honorer di tahun 2010 sampai 2013, saya pernah merasakan bagaimana jadi guru honorer itu seperti apa sih susahnya,” ungkapnya.**
Reporter : DD Plara.
Editor : Rudi Samsidi
