REPORTIKANEWS.COM – Belakangan ini telah ramai jadi sorotan mengenai banyaknya kerusakan jalan di Kabupaten Sukabumi, yang mana sampai kabar kas Pemkab kosong.
Dengan hal itu Aliansi Masyarakat Anti Korupsi Indonesi (AMAKI) menyoroti serius seluruh hal yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, uang mana AMAKI menduga KKN sudah menjadi kebiasaan di Pemkab Sukabumi.
Hal itu dilontarkan Ketua Divisi Investigasi Amaki, Basri Bule kepada awak media, pihaknya jelas mengetahui percis problem besar di Kabupaten Sukabumi.
“Mulai dari semerautnya insfratuktur sampai dugaan banyaknya anggaran yang di diduga di jadikan ajang bancakan oleh para oknum pemda dengan para kolegianya,” cetus Basri, Kamis (22/5/2025).
Tidak hanya itu Basri pun menambahkan, pihaknya mengetahui dosa dosa besar Bupati Sukabumi hari ini pada saat menjabat sebagai pucuk pimpinan Dinas PU Kabupaten Sukabumi.
“Sehingga tidak heran jika warisan dari mantan Bupati kepada Bupati hari ini akan sama saja karena jelas budaya KKN sudah sangat melekat di sukabumi,” selorohnya.
AMAKI menglis 4 dinas yang harus menjadi sorotan serius semua pihak, Masyarakat hari ini jangan bergantung pada Aparatur Penegak Hukum (APH ), yang mana besar dugaan antara APH dan Pemda sudah terjalin kordinasi yang harmonis sehingga untuk dinas dinas strategis tidak ada yang masuk dalam jeratan hukum.
“Contoh besar Perkim yang diduga keras menjadi dinas paling korup, mulai dari mangkraknya Gedung Pemda yang penghamburan anggaran pada setiap tahun pelaksanaan pembangunan,” jelasnya
Sampai dengan dugaan adanya persentase pada setiap SPK , yang di buat tidak hanya Perkim , Dinas PU pun tersorot, diduga keras sering sekali melakukan hal yang sama dengan Dinas Perkim.
“Sehingga yang patut menjadi sorotan tajam masyarakat hari ini ada Dinas PU, Perkim, Pertanian, Dan BPKAD yang mana ke empat pilar ini jelas menjadi sumber pengeluaran anggaran yang memang bisa di cek dilapangan. Apalagi untuk insfratuktur seakan akan menjadi proyek tahunan yang sengaja di cipatakan demi meraup keuntungan dari uang rakyat,” pungkasnya.
Reporter : Aris Gunawan.



















